Katak Ingin Berjalan dengan Dua Kaki
April 15, 2011 by : JASNI
Dalam kolam di lingkungan taman sebuah vihara, tinggallah
sekumpulan katak. Salah satu katak itu gemar mendengarkan lantunan lagu-lagu
do’a dari dalam vihara. Setiap pagi ia sengaja melompat ke tepi kolam dan
memperhatikan para
pengunjung yang sedang berdoa kepada Buddha. Lama kelamaan katak itu ingin
berdiri dan berjalan seperti para pengunjung yang setiap pagi memberi hormat
dan berdo’a kepada sang Buddha. Sudah hampir satu bulan katak itu rajin
berdo’a, memohon agar sang Buddha mengabulkan impiannya itu.
Tiba-tiba muncul sekilat cahaya terang menerpa kakinya. Sungguh ajaib, sejak
saat itu ia dapat berdiri diatas kedua kakinya. Sang katak merasa sangat
girang. Ia segera terjun kedalam kolam, tidak sabar ingin segera menunjukkan
kehebatannya berdiri diatas dua kaki kepada katak-katak yang lain.
Dengan bangga ia menunjukkan kehebatannya, dan mendapatkan respon yang
luar biasa dari katak yang
lain. Tetapi celakanya, pada saat yang sama tiba-tiba datang serangan dari
seekor ular yang sedari tadi sudah bersiap menerkam sang katak. Sang katak berusaha kabur. Ia berlari dengan kedua
kakinya, karena itu ia tidak dapat berlari kencang. Hampir saja ia dimangsa
ular, bila tidak ditolong seorang penjaga taman Setelah
kejadian itu ia baru mengerti bahwa ia telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk
mengagumi kemampuan manusia. Seharusnya
waktu yang sangat berharga itu ia manfaatkan untuk mengasah kemampuannya. “Saya
ingin melompat lebih jauh dan tinggi, dan menjadi katak pelompat yang paling
hebat,” bisiknya dalam hati. Sejak saat itu ia sangat menghargai waktu dan potensinya, dengan
terus meningkatkan kemampuan melompat serta menjalani kehidupan dengan lebih
bersemangat dan percaya diri.
Pesan :
Kisah tersebut merupakan cerminan kehidupan
kita, dimana sangat banyak orang yang mengagumi kelebihan orang lain, misalnya
dalam hal fisik yang rupawan, prestasi yang cemerlang ataupun kemampuan
lainnya. Sampai-sampai tidak sedikit diantara mereka rela meniru setiap
gerak-gerik maupun penampilan orang-orang yang dikagumi. Mereka mengalami
krisis identitas.
Padahal sebenarnya diri kita sendiri menyimpan
kelebihan-kelebihan yang dapat menjadi kekaguman banyak orang. Mengapa kita
tidak ingin membuat orang lain kagum terhadap segala kelebihan yang kita miliki
? Jangan hanya mengagumi orang-orang yang telah berhasil itu, tetapi
jadikan mereka sebagai inspirasi untuk
mengembangkan potensi besar yang kita miliki. “Untuk memahami hati dan
pemikiran seseorang, jangan melihat apa yang telah
mereka capai, tapi lihat apa yang mereka inspirasikan saat ini,” kata Kahlil
Gibran. Langkah pertama untuk menjadi kekaguman banyak orang adalah mengenali
diri kita sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangan, dengan segala
prestasi maupun kesalahan yang pernah
kita perbuat. Kemudian ciptakan impian yang mampu menjadi daya dorong atau
memicu semangat untuk berbuat sesuatu. Jack Kinder menyebutkan, “Prestasi yang
tinggi selalu adalah hasil harapan dari yang tinggi.” Jadi jangan pernah takut
untuk bermimpi. Langkah
selanjutnya adalah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang mendekatkan diri kita
terhadap impian yang kita tuju. Patahkan kebiasaan-kebiasaan buruk sedikit demi
sedikit. Sebaliknya, budayakan kebiasaan-kebiasaan yang membangun dan mampu
mengoptimalkan segala potensi yang kita miliki secara bertahap.
Misalnya membiasakan diri bertindak disiplin, tepat waktu, berpikir dan
bertindak positif dan lain sebagainya. Lambat laun kita akan terbiasa melakukan
kegiatan yang konstruktif dan menciptakan prestasi. Karena pada dasarnya,
“Tidak pernah ada kata terlambat untuk menjadi apapun yang kita inginkan,” kata
George Elliot.